Kepala Subdirektorat Bina Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) bapak Dr. Anis Masykur, MA, berkunjung ke LPTK IAIN Palangka Raya pada hari Jum’at, 16 Juni 2023. Dalam kesempatan ini beliau memberikan materi tentang Kurikulum merdeka untuk menyongsong pelaksanaan perkuliahan PPG yaitu Pengembangan Perangkat pembelajaran di Lokakarya PPG berbasis Kurikulum Merdeka. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Prof. Dr. Hj. Hamdanah, M.Ag.
Kasubdit Bina GTK menjelaskan bahwa yang terpenting dari pelaksanaan perkuliahan ini adalah dosen dan mahasiswa dapat merubah mindset dari kurikulum sebelumnya ke Kurikulum Merdeka yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan. LPTKIN dan khususnya dosen adalah garda terdepan dalam menyampaikan substansi kurikulum merdeka kepada para mahasiswa dan guru-guru yang sudah mengabdi disekolah. Kurikulum Merdeka menekankan pada kebebasan guru dalam mengambangkan Capaian Pembelajaran berbasis gaya belajar siswa, macam kecerdesan siswa dan kearifan lokal. Sehingga siswa yang dapat memahami materi yang diberikan dengan tidak menghilangkan konteks kearifan lokal daerah siswa masing-masing.
Pada bagian akhir Dr. Anis Masykur memberikan semangat dan motivasi dalam melaksanakan pekerjaan sebagai pengajar atau dosen yang fokus utama nya adalah mencerdaskan anak bangsa dan masyarakat tentang pentinganya pendidikan agar di masa yang akan datang pendidikan di Indonesia akan lebih baik lagi.(bri)
Untuk mengubah mindset tersebut tentunya membutuhkan waktu dan bimbingan atau sosialisasi yang intens, mengingat sistem yang dirubah merupakan sebuah paradigma berpikir yang telah dijalankan oleh pelaku-pelaku pendidikan selama kurun waktu bertahun-tahun. Selain itu, dalam penerapannya tentunya dibutuhkan sarana dan prasarana yang cukup memadai agar tujuan kurikulum merdeka dapat dicapai dengan maksimal. Pertanyaannya siapkah pemerintah memberikan fasilitas-fasilitas tersebut? Jujur, kami selaku tenaga pendidik merasa kebingungan terkait kurikulum yang terus diganti. Kurikulum 13 saja belum maksimal, sudah harus ganti kurikulum baru dengan istilah-istilah yang baru pula.